LELAKI dan perempuan itu adalah Agung Adiprasetyo, Chief Executive Officer Kompas Gramedia, dan Ranjana Singh, Technical Advisor Group M Indonesia (GMI). Mereka baru saja meneken nota kesepahaman untuk merombak situs kompas.com. Dan GMI adalah konsultannya. Di balik nota itu, orang belakangan mafhum Kompas sedang berambisi untuk membangun megaportal.
Menurut sumber Tempo, sang raksasa media ini berani menganggarkan hingga Rp 10 miliar untuk membangun portal barunya. Mereka tak sekadar menyodorkan berita cepat, tapi juga menyediakan layanan baru, seperti Kompas TV, layanan lewat berita lewat ponsel. Bahkan mereka juga merangkul situs tayangan video gosip artis di Internet, www.seleb.tv.
“Suka atau tidak, media harus bisa berubah menjadi komprehensif dan kompleks agar tetap kompetitif,”
ujar Agung berbicara di depan peserta seminar bertajuk “Digital Uncovered” di Hotel Dharmawangsa, Jakarta, 8 November tahun lalu. Untuk bertahan, katanya seperti dilansir Kompas.com, media harus bisa menyediakan pilihan iklan yang luas.
Dunia sunyi bisnis portal Internet di Indonesia telah berakhir. Detik.com, yang selama ini melenggang sendirian, punya banyak penantang baru. Maret tahun lalu (2007), misalnya, Media Nusantara Citra (MNC) sudah terjun menantang Detik dengan menelurkan Okezone.com. Itulah “mainan” baru bos MNC, Hary Tanoesoedibjo.
Bisik-bisik di kalangan konsultan web, untuk “mainan” barunya ini, Harry telah menggelontorkan duit Rp 20 miliar demi menyalip Detik.com. Detik.com saat ini tetaplah raja media online di Indonesia.
Menurut Budiono Darsono, pendiri detik.com, saat ini situsnya disambangi 6-7 juta pengunjung per hari dan tahun lalu meraup penghasilan Rp 76 miliar. (Sumber: Koran Tempo, Jum’at, 01 Februari 2008)