Menyambungkan rasa itu penting. Butuh totalitas. Apalagi saat kita bergerak di dunia yang harus dihayati dan dicintai. Ketulusan adalah kunci. Ada baiknya memaknai setiap gerakan sebagai sumbu spiritual. Menuai esensi bukan sekadar bergaya untuk eksistensi.
Mempertahankan sikap itu yang mendorong saya terus bergerak. Mendampingi atau sekadar menyaksikan teman-teman berkumpul. Berbagi energi.
Termasuk menyaksikan Asosiasi Guru Penulis (AGP) Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kota Tasikmalaya, dikukuhkan di Padepokan Batu Patilasan Kampung 9 Urug, Jumat (26/10/2018).
Ketua PGRI Kota Tasikmalaya, Bangbang Hermana menandaskan mulai hari ini, AGP PGRI Kota Tasikmalaya, resmi bekerja. “Prung!” katanya disaksikan para pegiat Forum Guru Menulis (Gumeulis).
Bangbang mengajak para guru untuk menulis. Jika tradisi ini digelorakan, akan menjadi bahan ajar. “Salah satu peran guru adalah mengawal bonus demografi. Penduduk kita dominan usia produktif,” katanya.
Pupuhu Padepokan Batu Patilasan Kampung 9 Urug, Dian Hardianto menyambut baik kiprah para guru itu dan siap mendukung. “Ini dalam rangka berbagi tugas,” katanya.
Menurutnya, saat ini momentum yang tepat untuk saling berbagi. “Menjadi tanda dan bukti, mewujudkan tugas menjadi kewajiban. Dari pengajar menjadi pendidik. Mengawinkan dengan budaya, sehingga menghasilkan anak didik yang berkualitas,” katanya.